Sabtu, 14 Mei 2011

A Story of Life

Bismillahirrohmanirrohim.....


Akhirya punya waktu juga buat nulis, di tengah – tengah banyaknya tugas yang mengantre untuk diselesaikan....
Hemmm... aku mau cerita apa ya? Yang jelas aku ingin bercerita tentang suatu kejadian yang yang sebenarnya agak sulit bagiku untuk menerimanya.
“Kehilangan”.... mungkin sebuah kata yang menyakitkan, bahkan mungkin itu adalah sebuah kata yang menakutkan, apalagi kehilangan sesuatu yang sangat berharga, bahkan tak ternilai harganya, seperti keluarga, sahabat, teman, pacar, sampai kehilangan barang – barang yang kita miliki (yeah, kalo ini termasuk sesuatu yang dapat ternilai harganya, yang tak ternilai harganya adalah pengorbanan orang tersebut ketika ingin mendapatkan barang - barang tersebut).
Yah, aku pernah mengalami semua itu.Dari kehilangan sesuatu yang tak akan pernah bisa dibeli dengan uang, sampai kehilangan sesuatu yang bisa dibeli dengan uang.Semuanya sama saja, yaitu terasa menyakitkan...sangat, dan sangat menyakitkan.Apakah aku lebay?yah mungkin, tapi inilah yang aku rasakan.I dont care what people think or say about me, I was not born on this earth to please anyone!
Pada 10 januari 2010, pertama kali aku merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang tak ternilai harganya, yaitu my first love.Aku harus kehilangan seorang cowok yang sangat aku sayang.Cowok pertama yang bisa masuk ke hatiku.Cowok yang selalu kunanti kebedaannya di sampingku.Maaf, mungkin aku bukan seseorang yang pandai merangkai kata untuk sebuah kalimat yang menyatakan cinta.Di sini aku nggak akan bercerita seberapa besar cintaku dengannya dan pengorbanan apa yang telah kulakukan untuknya.Akan tetapi di sini aku ingin menceritakan rasa sakit hatiku ketika dia harus pergi selamanya dari sampingku, dari hidupku..........
Pertamanya, aku memang tak percaya akan apa yang telah terjadi.Apakah ini kenyataan atau sekedar mimpi? Waktu itu, pukul 03.00 dini hari, aku terbangun dari tidur lelapku dan mendapati HP ku dengan 3 sms, setelah aku buka, semuanya dari teman – temanku yang ada di desa.Begitu kagetnya aku ketika membaca kalimat pertama sms dari ketiga temanku adalah kalimat innalillahi.... setelah aku melanjutkannya sampai selesai dan mengetahui siapa yang telah kembali pada-Nya, kuputuskan untuk merebahkan tubuhku di atas tempat tidur lagi.Berharap itu semua adalah mimpi.Kupejamkan mata, dan tetap berharap ketika kubuka mata nanti, semuanya akan baik – baik saja.Bersamaan dengan terpejamnya mata ini, sebutir air mata pun mengalir membasahi pipi....
Aku terbangun keesokkan harinya, tapi ternyata harapanku sia – sia, semuanya telah diatur oleh sang kuasa.Detik, menit, jam, hari, tahun... semuanya telah tercatat dalam lauhul mahfudz sebelum kita terlahir ke dunia.Percuma saja aku menangis, karena semua itu takkan bisa mengembalikan dia ke dunia lagi.Tapi apakah salah ketika aku menangis???
Ingatkah kamu ketika kita belajar mengaji bersama?
Ingatkah kamu ketika kita bermain di sungai bersama?
Kemudian kita saling siram menyiram air?
Ingatkah kamu ketika saling “olok – olok” kan?
Masih begitu jelas terekam di memory otak ini, wajahmu ketika tersenyum padaku, membuat hatiku merasa damai, suaramu ketika melantunkan ayat – ayat suci-Nya begitu menyejukkan hati.Aku bukannya sedang menggombal, karena aku bukanlah seseorang yang pandai menggombal.Mungkin akan terasa garing kalo aku mengeluarkan kata – kata gombal.
Yah, yah, yah... Tak bisa kupungkiri, rasanya sakit sekali menerima kepergiaanya, apalagi kalau aku mengenang masa – masa bersamanya dahulu, ngaji bersama, bercanda bersama, main ke sungai bersama, yang lucunya lagi, kita kejar – kejaran dan saling siram menyiram air di sungai.
Aku tak kuasa untuk menahan air mata supaya tidak mengalir di pipi ini.Kehilanganmu adalah pelajaran hidup bagiku.Kalo kematian memang sesuatu yang takkan bisa ditebak.Kadang kita menyadari bahwa kematian pasti akan datang, tetapi kesadaran tersebut tidak kita pahami secara mendalam.
Aku tau, aku adalah satu dari sekian banyak orang yang merasa sangat kehilangan atas kepergianmu.Ada bapakmu, ada ibumu, ada adekmu, keluargamu, dan juga teman – temanmu.Sakit memang... dan sangat sakit... tapi apa yang bisa aku perbuat???
Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu juga....
Hari pun terus berganti hari....
Bulan....
Hingga tahun.......
Sampai sekarang aku tetap masih belajar untuk mengikhlaskan dirimu.Hati ini memang sudah ihklas akan kepergianmu, tetapi otak ini masih selalu mengenangmu...... Aku ingin kamu selalu bahagia di alam sana, seperti ketika kamu datang ke mimpiku, dan berkata aku baik – baik saja .... 
Tanggal 20 maret 2011 aku harus merelakan laptop dan juga HP ku, yang keduanya belum genap satu tahun aku miliki.Aku harus mengikhlaskan barang itu diambil dan dimiliki oleh orang lain.Padahal aku masih sangat membutuhkannya.
Subhanalloh, tak kuasa aku menahan tangis........ begitu aku sangat dan sangat terpukul atas hilang hilangnya laptop dan juga HP ku.Rasanya sakit banget, hancur banget perasaanku waktu itu.Sempat aku bertanya dalam hati, kenapa harus aku?kenapa rasanya berat banget? Astaghfirulloh.....
Kata – kata dukungan, semangat dan yang menghibur pun datang dari teman - teman.Salah satu sahabatku mengatakan belum sempurna iman seseorang kalo dirinya belum mengikhlaskan barang yang dicintainya, dan anggaplah semua itu sebagai ujian untuk mengukur keimanan.
Aku tau memang tak mudah untuk menerima semua itu.Karena aku membutuhkan sebuah proses.Percuma saja menangis, karena menangis takkan bisa merubah keadaan.
Sesuatu yang hilang ada kalanya takkan bisa kembali........
Tetapi........
Sesuatu itu akan terganti...............

2 komentar: